Pameran Artjog 2025 hadir sebagai bentuk perenungan estetis di tengah konflik global dan eksploitasi lingkungan.
Artjog berlangsung di tengah perang dunia
Jika perang adalah seni menghancurkan, maka Artjog 2025 mencoba menjadi seni untuk mengingat. Tahun ini, pameran tahunan yang digelar di Jogja National Museum dari 20 Juni hingga 31 Agustus, tidak hanya menampilkan karya estetis, tetapi juga mengangkat tema yang cukup filosofis: Motif: Amalan . Tema ini adalah pamungkas dari trilogi Motif , sebuah seri yang barangkali hanya bisa dipahami jika Anda sudah membaca dua novel filsafat dan tiga buku sejarah dalam sehari. Namun ada yang berbeda tahun ini. Artjog berlangsung di tengah perang dunia—bukan secara resmi tentu saja, tapi cukup nyata jika Anda melihat berita: Iran versus Israel , Palestina yang terus dibombardir , dan Ukraina yang belum juga diberi kesempatan hidup damai dari Rusia. Semua itu menjadi latar ironis bagi sebuah pameran seni yang menampilkan harapan, perenungan, dan... instalasi yang tidak bisa menyelamatkan siapa pun dari misil. Kurator Hendro Wiyanto tidak menutup-nutupi rasa bersalahnya. Dalam sambutannya yang agak jujur …