Dukungan Prabowo terhadap two-state solution dinilai tak lebih dari retorika kosong yang mengabaikan realitas penjajahan di Palestina.
Prabowo dan two-state solution
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menunjukkan kelasnya dalam urusan diplomasi angan-angan. Dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Anwar Ibrahim , ia menegaskan bahwa solusi dua negara—two-state solution—merupakan satu-satunya jalan keluar dari penjajahan Palestina oleh Israel. Pernyataan ini disambut anggukan dan tepuk tangan dari para penonton tetap: para pejabat, diplomat, dan warga negara yang sudah terlalu lelah untuk berharap lebih dari sekadar kata-kata. Namun mari kita sejenak membuka mata. Prabowo dan two-state solution tak ubahnya seperti mengoleskan salep ke luka yang masih ditusuk peluru. Retorika yang begitu santun, padahal realitasnya begitu bengis. Di dunia nyata, Israel terus membangun permukiman ilegal, membunuh warga sipil, dan merampas tanah Palestina sedikit demi sedikit. Tapi di podium internasional , para pemimpin dunia, termasuk Prabowo, tetap bersikeras mengulang mantra: two-state solution. Entah karena sungguh p…
Tentang
Mengomentari politik, hukum, dan urusan luar negeri.