Krisis minyak akibat konflik AS-Iran bisa bikin Indonesia megap-megap di tengah APBN yang sudah ngos-ngosan.
Harga minyak naik karena serangan AS ke Iran
Mari kita sambut babak baru dalam sinetron geopolitik dunia, edisi “ AS menyerang, Iran membalas, Indonesia ikut ngos-ngosan ” . Dalam episode paling panas ini, serangan Amerika Serikat ke tiga situs nuklir Iran pada Minggu dini hari waktu Teheran bukan hanya memancing rudal balasan, tetapi juga mengguncang harga minyak mentah dunia hingga mendekati 80 dollar AS per barel. Dan seperti biasa, Indonesia, sang net importer sejati , kembali menjadi korban sinetron ini yang tak pernah diundang tapi selalu menanggung beban. Ya, harga minyak naik karena serangan AS ke Iran , dan Indonesia langsung bersiap-siap mencari oksigen karena APBN-nya bisa sewaktu-waktu kolaps tanpa aba-aba. Kenaikan harga minyak ini memang belum menyentuh angka horor seperti 2022 (ingat saat harga nyaris 120 dollar AS?), tapi pasar sudah mulai gelisah seperti mahasiswa skripsian yang belum punya judul. Penyebabnya? Iran mulai ancang-ancang menutup Selat Hormuz. Bagi yang belum tahu, selat ini adalah semacam jalan tol utama …
Tentang
Menulis bisnis dan ekonomi, kadang mengomentari isu lingkungan.