Penutupan Selat Hormuz bikin negara Asia kelimpungan, sementara Trump suruh dunia pompa minyak lebih banyak.
Hormuz bukan selat biasa, tapi selat bernyawa
Kalau ada kompetisi internasional untuk pemicu resesi tercepat, Amerika Serikat tampaknya sedang memegang medali emas. Pada 22 Juni 2025, AS resmi mengirim “salam hangat” ke tiga situs nuklir Iran—Fordo, Natanz, dan Isfahan . Bukan dengan bunga, melainkan rudal. Dunia pun terbangun bukan oleh alarm, tapi oleh harga minyak yang tiba-tiba mendekati angka 80 dollar AS per barel. Tentu saja, ini bukan demo senjata biasa. Ini adalah deklarasi terbuka bahwa kalau dunia belum pusing, ayo kita tambah volumenya. Dan Iran, yang tentu tak menerima begitu saja diserang saat sarapan, langsung melempar ancaman: "Kami tutup Selat Hormuz!" Apa pentingnya Selat Hormuz? Oh, tidak banyak—cuma jalur lewat 20 persen pasokan minyak dunia. Sedikit saja. Sepele. Kecuali kalau Anda tinggal di planet Bumi dan butuh bensin buat ngantar anak sekolah. Selat Hormuz adalah semacam "jalan tol energi" di tengah laut. Setiap harinya, sekitar 14,2 juta barel minyak dan 5,9 juta barel produk turunannya n…
Tentang
Menulis bisnis dan ekonomi, kadang mengomentari isu lingkungan.