Kirab pusaka Ponorogo dan parade pemimpin sempurna
Ratusan ribu warga saksikan kirab pusaka dan filosofi sakral yang terasa sangat relevan... di atas kertas.
Kirab pusaka Ponorogo dan parade pemimpin sempurna
Kamis sore, langit belum sempat bersajak, tetapi jalanan Kabupaten Ponorogo sudah lebih dulu bersajak oleh langkah-langkah penuh semangat ratusan ribu warga. Mereka berdesakan di sepanjang jalur protokol hanya untuk satu tujuan mulia: menyaksikan kirab pusaka Ponorogo menjelang peringatan 1 Suro atau 1 Muharram dalam kalender Jawa. Acara tahunan ini bukan sekadar pawai benda antik. Ini adalah parade nilai, kirab makna, dan prosesi sakral yang diselimuti wangi filosofi. Tiga pusaka yang dibawa— Payung Tunggul Wulung , Tombak Tunggul Nogo , dan Sabuk Angkin Cinde Puspita —menjadi pengingat bahwa dahulu para raja bukan hanya memakai aksesoris, tapi juga mengenakan harapan rakyat. Ketiga pusaka ini konon adalah peninggalan langsung dari Prabu Bathara Katong, pendiri Ponorogo. Layaknya film trilogi, masing-masing pusaka memiliki pesan tersendiri. Dan karena ini budaya Jawa, tentu saja semuanya penuh perenungan. Payung Tunggul Wulung melambangkan bahwa pemimpin harus melindungi rakyatnya. Sebuah p…