Ketika sejarah diperdebatkan, korban diperlakukan seperti rumor murahan—Fadli Zon seolah berdiri di atas kebenaran yang bisa dinegosiasikan.
Penyangkalan pemerkosaan '98 memperkuat impunitas
Dalam wawancara panas di saluran YouTube IDN Times pada 10 Juni, Fadli Zon menyangkal pemerkosaan '98 . Ya, beliau dengan tenang mengatakan, "tidak pernah ada buktinya" dan menyebutnya sekadar "rumor". Padahal catatan resmi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sudah mengakui 52 kasus pemerkosaan, 14 pemerkosaan disertai penganiayaan, puluhan gang rape di Jakarta, Medan, Surabaya. Namun bagi Fadli Zon, semua itu suara-suara sejarah yang bisa ditulis ulang—tergantung sejarawan yang ditunjuk. Jadi bukan fakta, tapi barang dagangan historis . Makanya, suara masyarakat sipil, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas kaget bukan main. Mereka langsung meminta Fadli Zon untuk meminta maaf atau mundur dari jabatan Ketua Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan (GTK) . Karena menolak fakta jelas-jelas berarti memberi lampu hijau pada siapa pun untuk menghapus bagian yang tidak nyaman dari ingatan kolektif bangsa. Kalau di dunia jurnalistik biasa kita p…
Tentang
Menulis bisnis dan ekonomi, kadang mengomentari isu lingkungan.