Angka tidak pernah bohong, kecuali ketika dipakai pemerintah

Perbedaan data kemiskinan antara BPS dan Bank Dunia menunjukkan bahwa angka bukan soal kebenaran, tapi soal siapa yang pegang kalkulator.
Angka tidak pernah bohong, kecuali ketika dipakai pemerintah
Mari mulai dengan pepatah yang katanya bijak, katanya cerdas, dan katanya tidak bisa dibantah:  angka tidak pernah bohong . Benarkah begitu? Mungkin benar, tapi hanya jika kita hidup di dunia yang masih percaya unicorn itu nyata dan korupsi bisa hilang lewat slogan . Karena,  angka tidak pernah bohong  itu omong kosong kalau yang pegang angka adalah mereka yang gaji bulanannya saja lebih tinggi dari garis kemiskinan versi BPS. Dalam dunia nyata, angka bukan cerminan kebenaran absolut. Angka itu seperti plastik: bisa dibentuk, dilenturkan, bahkan didaur ulang tergantung siapa yang pegang cetakannya. Data kemiskinan Indonesia, misalnya. BPS dengan muka tebal dan tabel-tabel penuh warna pastel menyebut hanya 8,57% warga negara Indonesia yang miskin . Itu artinya, sekitar 24 juta jiwa dari 285 juta penduduk. Wah, lumayan lah. Pantas pemerintah selalu bilang:  kita terus menurunkan kemiskinan . Tentu saja, kalau standar kemiskinan ditaruh di level "asal masih bisa makan nasi putih pakai garam,&…

Tentang

Mengomentari politik, hukum, dan urusan luar negeri.

Posting Komentar