Iran tak pernah menutup Selat Hormuz

Iran tahu ancaman lebih berguna daripada tindakan. Dalam lanskap geopolitik modern, menjaga ketegangan lebih menguntungkan daripada konfrontasi.
Iran tak pernah menutup Selat Hormuz
Setiap kali Iran dan Amerika Serikat kembali ribut, kita bisa langsung menebak satu hal: ancaman penutupan Selat Hormuz akan muncul seperti iklan obat kuat di tengah malam. Ini bukan berita baru—lebih mirip mantra wajib sejak Revolusi Islam 1979. Bahkan, kalau ancaman ini punya royalti, Iran sudah bisa bangun Disneyland versi sendiri. Iran tak pernah menutup Selat Hormuz , dan itu bukan karena mereka tak mampu. Justru karena mereka tahu: dunia ini lebih takut pada ancaman daripada realisasi. Sama seperti ketika bos bilang “kita evaluasi bulan depan”—serem, tapi gak kejadian. Mari kita bicara logika dagang. Selat Hormuz bukan cuma jalur lintasan tanker raksasa, tapi juga jalan nafkah bagi Iran sendiri. Sekitar 80 persen ekspor minyak mereka lewat situ. Menutup selat berarti mereka sendiri yang kehabisan napas. Itu ibarat pedagang pecel lele yang ngamuk karena digusur, lalu bakar gerobaknya sendiri. Emosional sih, tapi habis itu makan apa? Iran tahu diri. Mereka sedang dihajar sanksi dari se…

Tentang

Mengomentari politik, hukum, dan urusan luar negeri.

Posting Komentar