Mandi Balimau dan jeruk limau melawan dosa warisan

Ribuan warga Kerinci mandi bareng di Sungai Batang Merao demi kesembuhan, kebersihan batin, dan tentu saja, nostalgia jeruk limau.
Mandi Balimau dan jeruk limau melawan dosa warisan
Di dunia yang semakin terobsesi dengan sabun antibakteri dan tisu basah aromaterapi, masyarakat di Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci, punya cara tersendiri untuk membersihkan diri: mereka ramai-ramai mandi di sungai sambil disiram air jeruk limau. Ini bukan semata aktivitas spontan warga yang bosan dengan air PDAM, melainkan bagian dari tradisi Mandi Balimau , prosesi sakral yang menjadi bagian dari upacara adat Kenduri Sko —sebuah perayaan lima tahunan yang menggabungkan spiritualitas, nostalgia, dan jeruk. Ribuan warga dari Desa Sawahan Jaya, Desa Air Tenang, dan Desa Koto Baru tidak sekadar menyambut air mengalir, tapi juga menyambut kesempatan untuk “disucikan” oleh para tetua adat yang berdiri gagah di atas panggung, menyiram air limau dengan gaya yang, kalau diperlombakan, bisa masuk cabang atletik tradisional. Menurut Kepala Desa Koto Baru, Heri Purwanto, tradisi Mandi Balimau ini bukan hanya ajang guyuran massal. Ini adalah upaya “penyucian diri,” mempererat persatuan masyar…

Tentang

Laras di sini menulis seni dan budaya.

Posting Komentar