Trump pahlawan dalam film yang ia sutradarai sendiri

Klaim Donald Trump soal gencatan senjata Iran dan Israel mengundang geleng-geleng dunia—karena nyatanya cuma Trump yang merasa sepakat.

Trump pahlawan dalam film yang ia sutradarai sendiri. © Chip Somodevilla/Getty Images
Kepala belakang Trump di Washington, DC. © Chip Somodevilla/Getty Images

Kalau kamu merasa hidupmu absurd, tenang. Masih ada Donald Trump, presiden Amerika Serikat yang selalu berhasil membuat dunia terpingkal-pingkal sekaligus takut dalam waktu bersamaan. Kali ini, ia kembali tampil sebagai peace makerdalam kepalanya sendiri—dengan mengklaim bahwa Iran dan Israel sudah sepakat untuk berdamai. Hebat, kan? Padahal Iran membantah dan Israel... yah, memilih tidur siang.

Trump mengunggah pernyataan megahnya lewat Truth Social, platform yang ia bikin sendiri karena terlalu sering ditendang dari media sosial lain. Di sana, ia menulis bahwa Iran dan Israel “datang padanya” dan meminta damai. Seolah-olah ia semacam Dalai Lama berjas oranye. Dunia pun sejenak tertawa dan bertanya, “Trump bicara damai? Ini timeline dunia yang mana?”

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqhchi, segera merespons dengan elegansi khas diplomat Timur Tengah: membantah keras sambil tetap mengancam. Menurutnya, tidak ada kesepakatan apa pun dengan Israel. Tapi kalau Israel mau berhenti nyerang sebelum pukul 04.00 pagi waktu Teheran, ya... Iran juga bersedia istirahat. Seperti dua anak TK yang sama-sama nggak mau minta maaf duluan.

Lucunya, menjelang pukul 04.00, bom masih meledak di sana-sini. Jadi bisa kita simpulkan bahwa “gencatan senjata” versi Trump adalah gencatan yang dimulai setelah semua bom selesai dijatuhkan. Mirip orang yang bilang, “Aku nggak akan makan lagi,” setelah habisin nasi padang satu bungkus. 

Sementara itu, Israel memilih strategi paling aman: diam seribu bahasa. Nggak bilang iya, nggak bilang enggak. Militer mereka menolak komentar, dan kantor Netanyahu lebih sibuk membuka DM Instagram ketimbang jawab wartawan. Mungkin mereka juga bingung: “Gencatan senjata yang mana, bos?”

Dan ketika pukul 04.00 akhirnya lewat, tiba-tiba semua pihak mengklaim sudah “selesai mengebom”. Aneh bin ajaib. Trump lalu merasa visi damainya berhasil. Iran sempat ngirim rudal terakhir, lalu bersyukur di medsos. Semua ini seperti sinetron Ramadan yang tayang di jam sahur: meledak-ledak tapi tetap penuh syukur.

Donald Trump ini memang fenomenal. Ia seperti tokoh utama dalam film yang ia sutradarai, ia tulis naskahnya, ia produksi, dan ia tonton sendiri sambil bertepuk tangan. Dunia bisa bilang "gila", tapi buat Trump, ia sedang menulis sejarah... versi alternatif.

Bayangkan saja: dia bilang Iran dan Israel sepakat damai padahal Iran marah, Israel diam, dan bom masih beterbangan. Tapi siapa yang peduli? Asalkan tulisannya viral dan pengikut Truth Social bertambah, itu sudah jadi achievement unlocked.

Seperti anak SD yang menulis cerita “aku menyelamatkan dunia dari alien” dan mengklaim itu fakta karena dia pakai baju Power Ranger waktu tidur.

Kebijakan luar negeri ala Trump benar-benar bodoh. Setelah serangan rudal Iran ke Israel terus berlanjut hingga detik terakhir sebelum “gencatan”, dia malah berseru bahwa ini semua adalah bukti perdamaian. Di dunia Trump, peluru adalah bunga, dan bom adalah surat cinta. Mungkin selanjutnya, kalau ada invasi militer, dia akan menyebutnya sebagai “family gathering internasional”.

Iran sendiri tetap konsisten: mereka bilang belum sepakat. Tapi begitu pukul 04.00 lewat, semua senjata mendadak diam. Entah karena bahan peledaknya habis, atau karena semua orang akhirnya mengantuk. Yang jelas, Trump tetap mengklaim bahwa semua ini berkat dia. Luar biasa.

Sementara semua orang sibuk menafsirkan arti “gencatan senjata” ala Trump, beberapa fakta menarik muncul: serangan Iran ke pangkalan AS di Qatar, rudal nyasar ke Irak, dan drone misterius jatuh dekat Bandara Baghdad.

Satu-satunya yang pasti adalah bahwa kekacauan terus berlangsung, meski Trump bersikukuh bahwa damai telah tercapai. Kalau ini damai, kita nggak tahu lagi gimana bentuk perang.

Jadi, apakah Trump berhasil membawa Iran dan Israel berdamai? Jawabannya: ya, di dunia paralel yang hanya ada di pikirannya sendiri. Dunia nyata masih dipenuhi asap rudal dan diplomasi yang berantakan.

Tapi, kita tetap harus memberi apresiasi: Trump berhasil membuat semua pihak bingung secara merata. Iran bingung. Israel bingung. Dunia bingung. Dan warga Amerika? Mereka sudah lama berhenti terkejut.

Barangkali nanti akan ada museum khusus: Museum Damai Imajinatif ala Trump. Tiket masuknya gratis, tapi syaratnya harus percaya bahwa gencatan senjata bisa dimulai dengan bom, dan disahkan lewat Truth Social.

Dan seperti biasa, Trump akan jadi pemandu wisatanya. Sambil berkata, “Lihat, saya bikin dunia damai. Sendirian.”

Lainnya

Tentang

Rochem
Mengomentari politik, hukum, dan urusan luar negeri.

Posting Komentar